Jakarta, 2025 — Sebuah fenomena baru tengah ramai diperbincangkan di kalangan profesional muda: karyawan memainkan mahjong digital di sela jam kerja. Meski terlihat sepele, tren ini menimbulkan perdebatan: apakah ini bentuk hiburan sehat di tengah tekanan kerja, atau mulai melanggar batas profesionalitas?
Bermain game di kantor bukan hal baru, tapi pilihan permainan yang kini populer — mahjong — menarik perhatian. Bukan hanya karena gameplay-nya yang klasik dan menantang, tetapi karena ia mulai merambah ke ruang-ruang kerja formal, dari perusahaan startup hingga institusi besar.
Mahjong dikenal sebagai permainan strategi yang membutuhkan ketelitian dan konsentrasi. Versi digitalnya kini sangat mudah diakses, hanya lewat smartphone. Dalam banyak kasus, permainan ini dimainkan dalam 3–5 menit saat menunggu email balasan atau jeda meeting.
“Saya nggak main lama, cuma sebentar buat lepas stres. Rasanya kayak napas sebentar dari tekanan,” ujar Fira, staf pemasaran di perusahaan e-commerce.
Banyak karyawan Gen Z menganggap mahjong sebagai bentuk “smart distraction” — tidak sekadar membunuh waktu, tapi memberi ruang otak untuk refreshing sebelum kembali fokus ke pekerjaan.
Wajar atau tidaknya tentu tergantung konteks. Bila mahjong dimainkan saat jam istirahat atau sambil menunggu progress kerja, banyak yang menilai hal ini sebagai bentuk adaptasi terhadap tekanan kerja modern. Namun, ketika permainan ini mulai menyita fokus utama atau bahkan menggantikan waktu produktif, masalah mulai muncul.
Dr. Vania Adisaputri, psikolog organisasi, menyebut:
“Permainan ringan di tengah pekerjaan bukan masalah, selama karyawan tetap bertanggung jawab dan tahu kapan harus berhenti. Mahjong bisa jadi alat coping mechanism, tapi juga bisa jadi gangguan jika tidak dikontrol.”
Beberapa perusahaan mulai bersikap terbuka. Mereka melihat tren ini sebagai bagian dari budaya kerja modern yang lebih humanis dan fleksibel. Tapi tetap, setiap perusahaan menetapkan batas dan etika: tidak bermain saat meeting, tidak mengganggu pekerjaan utama, dan tidak berlebihan.
Di sisi lain, ada juga perusahaan yang mulai menyarankan waktu khusus untuk “micro-break”, termasuk hiburan ringan seperti mahjong, meditasi singkat, atau stretching.
Faktanya, jeda singkat justru bisa meningkatkan produktivitas jika dilakukan dengan benar. Istirahat 5–10 menit untuk aktivitas ringan seperti mahjong bisa membantu otak lebih segar dan siap menghadapi tugas-tugas berikutnya. Namun, bila dilakukan tanpa kendali, justru bisa menurunkan performa karena mencuri waktu kerja efektif.
Peran manajemen sangat penting dalam menetapkan kebijakan yang jelas, tanpa membuat karyawan merasa terlalu dikekang.
Apakah main mahjong di jam kerja masih wajar? Jawabannya: ya, selama dilakukan dengan bijak, di waktu yang tepat, dan tidak mengganggu ritme kerja utama. Di tengah tekanan kerja yang tinggi, hiburan singkat bisa menjadi penyelamat, bukan musuh.
Mahjong hanyalah salah satu dari banyak cara karyawan saat ini menjaga kewarasan dan semangat kerja. Yang terpenting bukan permainannya, tapi kesadaran akan batas waktu dan tanggung jawab yang tetap dijaga.
Pernah melihat rekan kerja asyik main mahjong di sela pekerjaan? Atau kamu sendiri salah satu pelakunya? Yuk, share pengalamanmu dan bagikan artikel ini ke rekan kerjamu!