Jakarta, Indonesia — Kantor bukan lagi tempat kerja yang kaku. Kini, banyak ruang kerja terasa lebih seperti ruang hidup: ada kopi, bean bag, playlist chill, dan... game Spaceman. Ya, game sederhana dengan nuansa luar angkasa ini kini menjadi tren di kalangan karyawan muda Indonesia. Tapi pertanyaannya: hiburan atau gangguan?
Spaceman adalah game dengan durasi cepat dan gameplay yang intuitif. Pemain hanya butuh beberapa detik untuk ikut bermain dan mendapatkan sensasi ketegangan yang unik. Inilah yang membuatnya sangat cocok dimainkan di sela pekerjaan — cukup 2–3 menit, langsung terasa "reset".
“Kalau lagi stuck ngerjain presentasi, saya buka Spaceman sebentar. Nggak sampai 5 menit, langsung bisa fokus lagi,” ujar Livia (26), content strategist di startup kreatif Jakarta.
Karyawan muda masa kini bukan hanya mencari gaji. Mereka juga mencari pengalaman kerja yang manusiawi. Dalam survei internal sebuah perusahaan digital, 72% responden Gen Z menyebut hiburan ringan sebagai bagian penting dari keseimbangan kerja-hidup mereka.
Spaceman, dengan konsep cepat dan visual menyenangkan, menjadi representasi hiburan mikro yang dibutuhkan di tengah tekanan kerja yang berat — tanpa harus keluar dari meja atau ruangan.
Fenomena ini membuat perusahaan bertanya-tanya: apakah game seperti Spaceman mendukung produktivitas, atau malah melemahkannya?
Beberapa tim HR melihat tren ini sebagai sinyal penting bahwa karyawan butuh jeda. Daripada scrolling media sosial tanpa arah, bermain game singkat justru memberi efek pemulihan mental yang lebih terukur.
“Selama jelas aturannya dan tidak mengganggu kerja tim, kami melihat hiburan seperti Spaceman sebagai cara menjaga kesehatan mental,” kata Dimas, Head of People di perusahaan teknologi di Bandung.
Namun, tidak semua perusahaan menganggap tren ini positif. Ada kekhawatiran bahwa keterbiasaan pada hiburan digital — sekecil apapun — bisa memicu distraksi yang merugikan dalam jangka panjang.
Manajemen perlu membuat kebijakan seimbang: memberi ruang untuk hiburan, tapi juga menjaga ritme kerja tetap optimal. Beberapa perusahaan mulai menerapkan “zona waktu istirahat digital” untuk membatasi penggunaan game atau aplikasi hiburan selama jam kerja utama.
Jika ditelusuri lebih dalam, popularitas Spaceman bisa jadi cerminan tekanan kerja yang makin tinggi. Game ini jadi "katup kecil" untuk melepaskan tekanan, sekaligus menandakan bahwa generasi pekerja masa kini butuh fleksibilitas lebih besar dalam mengelola energi dan stres mereka.
Hiburan cepat seperti Spaceman bukan pelarian dari tanggung jawab, tapi mungkin satu-satunya cara realistis untuk "bernafas" di tengah dunia kerja yang semakin intens.
Spaceman bisa jadi tren singkat, atau bisa juga menjadi bagian dari budaya kerja masa depan. Semua tergantung bagaimana perusahaan dan karyawan menyikapi batasan antara produktivitas dan kebutuhan manusiawi untuk rehat.
Yang jelas, pekerjaan dan hiburan kini makin sering bertabrakan di meja kerja. Siapa yang menang? Tergantung siapa yang paling bisa menjaga keseimbangannya.